Selasa, 25 Maret 2014

RINDUMU DI UJUNG TOMBAK



Pernah kudengar jerit tangismu
Pernah kudengar rintih kesakitanmu

Dan

Kudengar pula tawa indahmu yang mewarnai hariku

Kupandang dirimu walau terasa jenuh
Kubayangkan dirimu dalam lamunanku
Tapi, tak sempat kuusap air matamu  yang menemani rindumu

Semakin hari berlalu
Semakin keras jerit tangismu
Semakin dalam rintihan kesakitanmu

Dan

Semakin indah pula tawa yang selalu menutupi kelemahanmu
Hingga akhirnya kau tergeletak
Jatuh sakit diantar bapak
Hingga akhirnya jantungmu tak berdetak
Nafasmupun tak lagi nampak
Yang ada hanya ragamu
Jiwamu tlah pergi
Jauh menelusup langit memecah bumi
Melahirkan sebuah kenangan yang abadi
Meninggalkan rindumu di ujung tombak yang tak berbelati


Adi Rahman Alfiyansyah
Untuk

Adikku tercinta yang sudah tenang di Syurga