Pernah kudengar jerit tangismu
Pernah kudengar rintih kesakitanmu
Dan
Kudengar pula tawa indahmu yang mewarnai hariku
Kupandang dirimu walau terasa jenuh
Kubayangkan dirimu dalam lamunanku
Tapi, tak sempat kuusap air matamu yang menemani rindumu
Semakin hari berlalu
Semakin keras jerit tangismu
Semakin dalam rintihan kesakitanmu
Dan
Semakin indah pula tawa yang selalu menutupi kelemahanmu
Hingga akhirnya kau tergeletak
Jatuh sakit diantar bapak
Hingga akhirnya jantungmu tak berdetak
Nafasmupun tak lagi nampak
Yang ada hanya ragamu
Jiwamu tlah pergi
Jauh menelusup langit memecah bumi
Melahirkan sebuah kenangan yang abadi
Meninggalkan rindumu di ujung tombak yang tak berbelati
Adi Rahman Alfiyansyah
Untuk
Adikku tercinta yang sudah tenang di
Syurga